Onno Widodo Purbo (lahir di Bandung, Jawa Barat, 17 Agustus 1962; umur 47 tahun) adalah seorang tokoh (yang kemudian lebih dikenal sebagai pakar di bidang) teknologi informasi asal Indonesia. Ia memulai pendidikan akademis di ITB pada jurusan Teknik Elektro pada tahun 1981. Enam tahun kemudian ia lulus dengan predikat wisudawan terbaik, kemudian melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa dari PAUME.
RT/RW-Net adalah salah satu dari sekian banyak gagasan yang dilontarkan. Ia juga aktif menulis dalam bidang teknologi informasi media, seminar, konferensi nasional maupun internasional. Banyak tulisannya dipublikasi secara gratis di internet.
Mengenal Onno W Purbo dengan lebih jauh membuat kita bangga bahwa ada seorang putra bangsa yang memiliki kelebihan begitu banyak dan bersedia membagikannya bagi rakyat Indonesia dan dunia. Namanya dikenal dan diakui tidak saja di Indonesia tetapi juga oleh dunia internasional. Wawancara singkat yang kami lakukan dengan tokoh dan pakar teknologi informasi Indonesia pada hari Rabu, 11 Juli 2007, berlangsung begitu santai, diwarnai dengan kekocakan, kejujuran dan keterbukaan beliau.
Prestasi tokoh ini memang luar biasa. Pada tahun 1987 Onno lulus dari Jurusan Teknik Elektro ITB sebagai mahasiswa lulusan terbaik, kemudian menyelesaikan S2-nya (M.Eng) dari McMaster University, Kanada dalam bidang Semikonduktor Laser. Gelar PhD diraihnya pada tahun 1993 dari University of Waterloo, Kanada dalam Teknologi Rangkaian Terintegrasi untuk Satelit. Beliau bahkan pernah masuk ke dalam "American Men and Women of Science", R.R.Bowker, New York, Amerika Serikat (1992).
Berbagai penghargaan ia dapatkan seperti "Adhicipta Rekayasa" dari Persatuan Insinyur Indonesia (1996), "ASEAN Outstanding Engineering Achievement Award" dari ASEAN Federation of Engineering Organization (1997), Golden Award for Indonesian Telematika Figure dari Kamar Dagang Indonesia (2000), Sabbatical Award dari International Development Research Center Kanada (2003) dan masih banyak lagi yang lain. Ia juga aktif menjabat sebagai Anggota Advisory Board pada beberapa organisasi nasional dan internasional, seperti Masyarakat Telematika (MASTEL) tahun 2006 dan UNDP Asia-Pacific Development Information Programme (APDIP) pada tahun 2006.
Salah satu sumbangan terbesar lainnya bagi Indonesia adalah peran sertanya yang amat menonjol dalam membangun sejarah perkembangan internet di tanah air.
Onno adalah sosok dengan visi yang begitu besar. Karirnya di kampus bergengsi seperti ITB ditinggalkannya dan memilih menjadi "orang bebas" untuk mencapai visi hidupnya. "Bagi saya nilai seseorang terletak pada apakah dia bermanfaat bagi orang lain atau tidak. Kalau bermanfaat bagi 100 orang mahasiswa, ya segitulah nilai Onno, atau mau bermanfaat bagi 200 juta bangsa ini atau bagi 5 milyar penduduk dunia maka itulah nilai Onno," jelasnya ketika kami menanyakan alasannya meninggalkan ITB.
Untuk itulah ia mengisi hari-harinya dengan memberi kuliah, ceramah, workshop di kampus,sekolah ataupun instansi-instansi lain, baik di Indonesia maupun negara-negara lain. Misalnya ia pernah memberikan Workshop Internet Wireless dan VoIP di beberapa negar seperti, Malaysia, Laos, Camboja, Afrika Selatan, India, Bangladesh, Bhutan, Denmark dan Tunisia.
Suatu kali ia pernah diundang berbicara di planery session conference Access to Knowledge yang diselenggarakan Yale Law School di Yale University Amerika Serikat pada tanggal 28 April 2006. Konferensi ini fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan berbagai isu yang berkaitan dengan akses kepada pengetahuan bagi bangsa-bangsa di dunia yang dihadiri lebih dari 40 negara di dunia. Ia memfokuskan presentasinya pada pengalamannya di Indonesia mengatasi keterbatasan akses tersebut di lapangan selama lebih dari 12 tahun untuk memperoleh akses Internet yang murah dengan cara mencuri frekuensi di 2.4GHz, 5.8GHz, melakukan VoIP dll. Perjuangan panjang dan memakan waktu lama dilakukan untuk mengedukasi bangsa, mengajak anak-anak muda di Indonesia menulis buku, share knowledge, membangun berbagai komunitas di mailing list secara swadaya masyarakat. Hal ini akhirnya membuahkan hasil dengan bebasnya frekuensi 2.4GHz di Indonesia sejak Januari 2005 lalu.
"Yang amat sangat mengagetkan dan tidak pernah saya rasakan sebelumnya selama umur hidup saya memberikan ceramah di berbagai tempat di dunia, keynote speech saya yang cukup rebellious mendapat sambutan yang amat sangat luar biasa. Tidak ada pembicara lain yang memperoleh sambutan sedemikian tinggi di Access to Knowledge Conference di Yale University. Setelah saya turun dari podium amat sangat banyak sekali Professor dari banyak kampus di Amerika, Afrika, Eropa menyalami saya dan mengatakan "Yours is very inspirasional". Sampai-sampai beberapa rekan seperti Sarah Kerr dari BellaNet Canada menyebutnya sebagai ceramah terbaik di Conference Access to Knowledge di Yale Law School," tulis Onno dalam salah satu tulisannya.
Apa yang dipresentasikan di Yale adalah perjuangan yang merupakan gambaran dari dedikasi dan integrasinya atas bangsa ini. Presentasinya yang mencengangkan membuatnya langsung mendapat tawaran untuk berangkat lagi ke berbagai negara memberikan ceramah inspirasi ke Jerman (Berlin), Ghana, Belanda, dll. Sebagai pejuang frekuensi beliau nampaknya tidak pernah lelah untuk berusaha memajukan perkembangan dunia internet di Indonesia bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Onno juga telah menulis ribuan artikel di berbagai media, seminar, konferensi nasional maupun internasional dan menulis lebih dari 40 judul buku dengan topik sekitar teknologi Internet, Open Source, Linux, Keamanan Jaringan, Wireless Internet, Internet Telepon (VoIP). Ia melepas beberapa tulisannya agar dapat diambil gratis di beberapa situs internet. Yang juga luar biasa adalah bahwa beliau aktif pada lebih dari 170 Mailing List di Internet dan menjadi moderator lebih dari 8 mailing list, termasuk di antaranya adalah jasakom-perjuangan@yahoogroups.com, indowli@yahoogroups.com, indowli@groups.or.id dan majalahneotek@yahoogroups.com. Ia menerima rata-rata 1000 e-mail setiap hari. Dan dengan senang hati ia membalas e-mail mereka yang memerlukan bantuan tambahan ilmunya.
Onno bukan sekedar manusia Indonesia biasa. Perjuangannya bagi bangsa ini masih terus dilakukannya dengan giat dan layak menjadi inspirasi bagi kita semua yang juga adalah putera-putera bangsa.
Tulisan di atas di kutip dari vibizlife.com
No comments:
Post a Comment